Rabu, 02 September 2015

Peserta Didik

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Salah satu komponen dalam system pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam system pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya.
 Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan itu dilingkungan keluarga, sekolah maupun dilingkkungan masyarakat dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami hak dan kewajibanya serta melaksanakanya. Hak adalah sesuatu yang harus diterima oleh peserta didik, sedangkan kewajiaban adalah sesuatu yang wajib dilakkukan atau dilaksanakan oleh peserta didik.
       Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensi-dimensi yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut, maka potensi yang dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan peserta didikpun juga mengenali potensi yang dimilikinya.
       Dalam makalah ini, kami mencoba menghidangkan persoalan-persoalan diatas guna mncapai tujuan pendidikan yang diharapakan, khususnya dalam pendidikan dalam hal pendidikan Bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian peserta  didik?
2.   bagaimana pertumbuhan dan perkembangan peserta didik itu ?
3.   Teori umum apa saja yang membahas tentang perkembangan peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Peserta didik

Dalam pengertian umum, peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang, atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, Peserta didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.[1]
Maka dari itu peserta didik dapat dikatakan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.berhubung manusia adalah makhluk dwi tunggal yang terdiri atas jasmaniyah dan rokhaniyah,[2] maka  Potensi yang dimaksudkan disini dapat kita mengerti meliputi potensi akal, rokhani, dan jasmani. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak lahir sampai meninggal dan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar.[3] Perubahan yang diharapkan disini ialah perubahan yang menuju kebaikan, dan bukanlah sebaliknya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik sebagaimana dijelaskan oleh Umar Tirtarahardja dan La Sulo adalah bahwa peserta didik merupakan:
1.                   Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
2.                   Individu yang sedang berkembang.
3.                  Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
4.                   Individu yang memilki kemampuan untuk mandiri[4]
Karena inti dari kegiatan pendidkan adalah pemberian bantuan kepada anak didik dalam ragka mencapai kedewasaan, maka implikasi dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Ø    Bahwa yang dibantu bukanlah seorang yang sama sekali tidak dapat berbuat, melainkan makhluk yang bisa bereaksi terhadap rangsangan yang ditujukan kepadanya.
Ø    Bahwa pencapaian kemandirian harus dimulai dengan menerima realita tentang ketergantungan anak yang mencakup kemampuan untuk beridentifikasi, bekerjasama, dan meniru pendidiknya.[5]

B.  Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Peseta didik adalah manusia yang sedang dalam proses menuju  kesempurnaan atau kematangan potensi dasar yang mereka miliki. Manusia sendiri adalah makhluk dwi tunggal yang terdiri atas jasmaniyah (fisik) dan rokhaniyah.[6]
Dalam hal perubahan menuju semangkin maksimal ini meliputi kemajuan dalam  aspek psikis peserta didik seperti kemampuan cipta, karsa, ras, kematangan pribadi, kepekaan spiritual, keimanan dan ketaqwaan, atau yang erat hubungannya dengan rokhaniyah dinamakan dengan perkembangan. Sedangkan proses proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan dinamakan pertumbuhan. Jadi, pertumbuhan lebih erat kaitannya dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.contohnya pertambahan tinggi badan, berat badan, semangkin efektifnya fungsi-fungsi otot tubuh dan organ fisik, dan lain-lain.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957) bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayata totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.[7]
Tahap-tahap perkembangan yang mengandung masa peka terhadap diri peserta didik banyak dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti aristoteles,jean piget, JJ Rousseau dan lain-lain. Mereka telah mengemukakan gagasannya bagaimana proses dan tahap-tahap  perkembangan pada peserta didik. Masing –masing peserta didik memiliki loncatan dan kelambatan pada jenis usia perkembangan yang berbeda.
            Terhadap semua hal yang telah digambarkan tersebut,paling tidak ada lima asas perkembangan pada peserta didik antara lain:
a.    Tubuhnya selalu  berkembang sehingga semakin lama semakin dapat menjadi alat untuk menyatakan kepribadiannya
b.    Anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, hal ini menyebabkan  dia terikat kepada pertolongan orang dewasa yang bertanggung jawab.
c.    Anak membutuhkan pertolongan dan perlindungan serta membutuhkan pendidikan untuk kesejahteraan anak didik
d.   Anak mempunyai daya berekspresi
e.    Anak mempunyai dorongan untuk mencapai emansipasi dengan orang lain.[8]

C.  Teori Umum Perkembangan Peserta Didik
Teori-teori yang dimaksudkan disini ialah teori yang menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Secara umum faktor tersebut bisa diklasifikasikan menjadi empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Berikut penjelasan dari teori-teori tersebut:
·      Empirisme
Secara bahasa empirisme berasal dari bahasa yunani empera yang berarti coba-coba atau pengalaman.[9] Teori ini dipelopori oleh filusuf ternama john lokce yang mengatakan bahwa perkembangan anak itu tergantung dari pengalaman, sedangkan pembawan tidaklah penting. Aliran John lokce merintis aliran baru yang dikenal dengan teori Tabula Rasa yang beranggapan anak terlahir didunia bagaikan kertas putih. Istilah lain dari empirisme adalah eviromentalisme sebab aliran ini menekankan pengalaman empiris yang berupa rangsangan yang berasal dari lingkungan.[10]
            Dari sini maka sangatlah besar peran yang dimainkan oleh seorang pendidik guna mensukseskan pendidikan peserta didiknya, karena dari peran merekalah para peserta didik menerima segudang pengalaman yang pendidik berikan mulai dari materi pelajaran, perilaku, moral, dan lain-lain.
·           Nativisme
          Kata nativisme berasal dari native yang berarti terlahir. Teori yang dipelopori oleh Schopenhauer ini berpendapat bahwa bayi manusia sejak lahir telah dikaruniai bekal bakat dan potensi baik dan buruk. Sehingga anak sudah membawa bakat atau potensinya sendiri-sendiri.[11] Jadi anak yang sudah membawa potensi baik sejak lahir, maka ia akan menjadi manusia yang lebih baik diantara yang lain, begitu sebaliknya.
          Secara umum teori ini sangatlah kontradiktif dengan teori sebelumnya, yaitu empirisme. Bila kita melihat fakta yang terjadi dilapangan dimana setiap peserta didik memiliki pengalaman yang tidaklah sama dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidiknya, maka teori ini adakalanya memang benar adanya lalu  dalam kajian ilmu biologi kita mengenal hereditas atau gen yang nantinya baik tidaknya keterunan itu dilihat dari baik tidaknya gen orang tua yang melahirkannya.
·           Naturalisme
          Teori ini dipelopori oleh Jean Jaques Rousseau dengan asumsi bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi baik. Adapun akhirnya ia menjadi jahat itu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari masyarakat yang memang sudah rusak atau jahat.[12] Teori ini bisa kita katakan sebagai teori kombinasi dari teori-teori sebelumnya, yaitu empirisme dan navitisme. Bedanya dengan nativisme adalah dalam teori ini manusia terlahir tanpa membawa potensi yang buruk.
            Dalam bukunya yang berjudul Emile, JJ Rousseau menceritakan bahwa pendidikan harus dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik secara individual dengan cara menjauhkan peserta didik dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga segenap potensi kebaikan pada diri anak bisa berkembang secara bebas, alamiah, dan spontan.
·           Konvergensi
          Teori ini muncul belakangan setelah teori-teori yang telah disebutkan diatas. Dalam teori ini semua teori diatas memiliki kekurangan yang mana kekurangan tersebut ada pada teori yang lain. Dari sini teori konvergensi muncul guna menemukan bentuk yang sempurna dengan mengkombinasikan atau menggabungkan segala teori yang ada.
          Teori yang dipelopori oleh Wiliam Stern ini beranggapan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (sebagai mana yang diungkapkan oleh nativisme dan naturalisme) yaitu potensi yang dibawa sejaklahir juga dipengaruhi oleh pengalaman, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal (seperti yang dituturkan oleh empirisme).[13]
Implikasi dari teori ini adalah:
*        Pendidikan mungkin dilaksanakan.
*        Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah potensi yang buruk atau kurang baik.
*        Yang membatasi pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.













BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan

1.    peserta didik adalah manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri (belum dewasa) melalui proses pendidikan yang didalamnya terjadi proses mempengaruhi oleh manusia lain yang sudah dewasa.
2.    Proses ini meliputi perkembangan dan pertumbuhan, dimana perkembangan itu kaitannya dengan potensi rokhaniyah, sedangkan potensi jasmani erat hubungannya dengan pertumbuhan.
3.    Teori umum yang membahas tentang perkembangan anak itu ada 4: 1.empirisme (faktor pengalaman), 2.nativisme (bawaan sejak lahir), 3.naturalisme (manusia lahir dengan potensi yang baik), 4.konvergensi (kombinasi dari ketiga teori sebelumnya).





DAFTAR PUSTAKA
1.      Abu ahmadi, dan Nur Uhbiyati, 2003, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Renika cipta
2.      Maunah, binti, 2009, Ilmu pendidikan, Yogyakarta Teras
3.      Arif rohman, 2009, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan , Yogyakarta, laksBang Mediatama  
4.      Sumber filsafat Ilmu/Aliran-Aliran filsafat Empirisme. 23 november 2013





[1] Maunah, binti, Ilmu pendidikan, (Teras: Yogyakarta 2009), hlm.82
[2]  Abu ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Renika cipta: Jakarta 2003), hlm.15
[3] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama    Yogyakarta 2009), hlm 105-106
[4] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama    Yogyakarta 2009), hlm 107
[5] Maunah, binti, Ilmu pendidikan, (Teras: Yogyakarta 2009), hlm.84
[6] Abu ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Renika cipta: Jakarta 2003), hlm.15
[8]  Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama    Yogyakarta 2009), hlm 118-130

[9] Sumber filsafat Ilmu/Aliran-Aliran filsafat Empirisme. 23 november 2013
[10] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama    Yogyakarta 2009), hlm 114
[11] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan  (laksBang Mediatama :  Yogyakarta 2009), hlm 115
[12] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama:    Yogyakarta 2009), hlm 116
[13] Arif rohman,Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (laksBang Mediatama    Yogyakarta 2009), hlm 116

Tidak ada komentar:

Posting Komentar